Jumat, 25 November 2016

Siswa-Siswi SD Negeri Mengkowo Ucapkan “Terimakasih Guru” di Hari Guru Nasional


Guru Dikagetkan dengan Siswa-Siswinya Saat Hadir Di Sekolahnya 

Kebumen - Ada banyak cara untuk mengucapkan terimakasih dan kecintaan murid terhadap gurunya. Seperti yang dilakukan siswa-siswi SD Negeri Mengkowo Kecamatan Kebumen ini. Untuk mengungkapkan rasa cinta dan terimakasihnya kepada guru, mereka rela iuran membeli kado dan memuat kartu ucapan untuk gurunya di Hari Guru Nasional yang jatuh pada hari ini (25/11).
Pukul 06.30 siswa-siswi SD Negeri Mengkowo sudah bersiap menyambut guru-guru mereka dengan memegang kartu ucapan yang bertuliskan “terimakasih guru” , “selamat hari guru nasional” dan tulisan-tulian berisikan pantun dan puisi dengan tema Hari Guru Nasional.
Sorak sorai nyanyian hymne guru menggema di halaman sekolah dan sebagian siswa-siswi lainnya berbaris di pintu gerbang untuk berebut bersalaman dan mengucapkan selamat hari guru untuk guru-guru yang mereka cintai.  Selain itu sebagaian siswa-siswi secara individu maupun kelompok memberikan kado sepesial buat guru-guru mereka.
Guru-guru SD Negeri Mengkowo sendiri sempat kaget dengan adanya suprize yang diberikan siswa-siswinya untuk gurunya. Slah satu guru yang bernama Mei Haryati (43) mengatakan bahwa, kegiatan itu memang murni kegiatan yang dikordinir oleh ketua kelas masing-masing tanpa sepengetahuan guru-guru mereka.  “saya kaget, pagi-pagi anak-anak berbaris menyambut saya, tidak seperti biasanya. Juga banyak kartu ucapan seperti itu dipegang anak-anak. Ini juga banyak kado yang katanya buat saya”, ujar guru wali kelas 4 SD Negeri Mengkowo itu.
Siswa kelas 6 SD Negeri Mengkowo yang bernama Anam (12) salah satu kordinator kegiatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai upaya memperingati Hari Guru Nasional (HGN) dan sebagai bentuk cinta serta terimakasih atas apa yang telah guru berikan kepada siswanya. “untuk memperingati Hari Guru, dan ucapan terimakasih saja”, kata siswa yang memberi ide kepada teman-temannya untuk mengadakan acara itu.
Acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat yang sebagai acara rutinitas sekolah setiap Jum’at minggu terakhir pada setiap bulan. Jalan sehat tersebut juga diwarnai dengan kartu ucapan-ucapan yang dibuat dan dibawa siswa. Hal ini juga sekaligus sebagai tempat eksplore karya-karya mereka.
Wali kelas 6, Ibu Maryatun mengatakan bahwa hal ini positif terhadap anak. Beliau juga sangat mengapresiasi siswa-siswi yang telah secara mandiri dan kolektif menciptakan kegiatan yang positif. Menurut beliau, ini melatih kreatifitas dan bagaimana menghargai seorang guru. Beliau juga berharap agar kegiatan ini bisa memancing siswanya agar selalu menghargai guru dan orang lain. “ya, saya sempat kaget, tapi ini positif. Anak-anak sudah mulai positif. Mudah mudahan kedepannya maik kreatif didalam hal yang positif”, ujar beliau. (Abe Setiawan)

Rabu, 23 November 2016

SISWA-SISWI SD NEGERI MENGKOWO PERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA KE 88

KEBUMEN – Ada banyak cara memeringati Hari Sumpah Pemuda ke-88 yang jatuh kemarin, (28/10/2016). Seperti yang dilakukan ratusan Siswa SD N Mengkowo Kecamatan Kebumen ini. Untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda, mereka melakukan "long March" sembari membawa aneka papan berisi tulisan.
Sejumlah tulisan mereka bawa. Seperti "Selamat Hari Sumpah Pemuda ke 88, "Aku Pemuda Indonesia", "Aku cinta Indonesia," dan sejumlah tulisan lain bertemakan Sumpah Pemuda. Tulisan itupun mereka acungkan tinggi-tinggi dengan penuh kebanggaan.
Suasana semakin semarak lantaran sejumlah siswa mengenakan pakaian perjuangan. Sudah begitu, nyanyian lagu nasional dan iringan drum band mengiringi setiap langkah anak-anak itu. Pekikan "merdeka!" pun sesekali terdengar.
Salah satu warga, Sri Winarsih (42), awalnya mengaku terkejut dengan aksi bocah-bocah itu. Lantaran membawa-bawa aneka tulisan, dia sempat mengira anak-anak itu sedang berunjuk rasa. "Saya kaget. Kok adan anak-anak SD ramai-ramai bawa spanduk. Tak kira demo. Ehh..ternyata memperingati hari Sumpah Pemuda," ujar warga Rw 2 Desa Mengkowo itu.
Arif Budi Setiawan (26) salah satu guru SD Mengkowo mengatakan arak-arakan kemarin diikuti oleh seluruh siswa sekolah tersebut. Dari kelas 1 sampai kelas 6. Kegiatan dalam rangka memeringati Sumpah Pemuda tersebut dibarengkan dengan jalan sehat rutin yang diadakan setiap hari Jum'at di akhir bulan.
"Kalau pakai acara bawa poster ini dilakukan dadakan. Sebelumnya anak-anak mengikuti upacara Sumpah Pemuda di sekolah. Berhubung dengan jalan sehat jadi sekalian kita bikin seperti karnaval," kata guru yang didapuk sebagai Seksi Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda SDN Mengkowo tersebut.
Kepala SD N Mengkowo H Ahmad Darobi mengamini peringatan Hari Sumpah Pemuda di sekolahnya tahun ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, siswanya hanya memeringatinya dengan upacara disekolah.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda, ujarnya, diharapkan menjadi media pembelajaran penanaman rasa nasionalisme dan cinta tanah air kepada siswa sejak dini. "Dengan peringatan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia mengajarkan kepada siswa untuk tidak lupa dengan sejarah," katanya.
Aldi Sofyan (11), salah satu siswa mengaku sangat senang dapat ikut serta memeriahkan memperingati hari Sumpah Pemuda. Demi menyukseskan acara itu, dia mengaku sampai harus meminjam kostum tentara dan mencoreng-coreng wajahnya agar mirip pejuang kemerdekaan.
Makin meyakinkan, Aldi mengenakan ikat kepala berupa kain putih bertuliskan "Aku Cinta Indonesia". "Seneng bisa ikut memperingati hari Sumpah Pemuda," katanya.
Kepala Desa Mengkowo Nasriati sangat mengapresiasi dan mendukung kreatifitas siswa SDN Mengkowo dalam memeringati Sumpah Pemuda. Diapun mengungkapkan rasa bangganya kepada anak-anak itu. Menurutnya, kegiatan semacam ini akan menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme dalam diri siswa.
"Kami pihak desa tentunya bangga melihat kegiatan SD yang mengajarkan siswanya untuk cinta tanah air. Semangat nasionalisme dan patriotisme memang harus dipupuk sejak dini sehingga nantinya menjadi masyarakat yang berguna bagi bangsa," kata Kades yang ternyata mantan Guru SD N Mengkowo sebelum menjadi orang nomor satu di desanya itu.(saefur/cah) (Kebumen Ekspres/29/10/2016, halaman 1 dan 7)

Senin, 15 Oktober 2012

Sebuah Cerita (Season Pertama)

Sabtu, 13 Oktober 2012 akhir cerita season pertama “sebauh keluarga bahagia” dengan sebelas peran utama, abe, teh eva, arvan, leni, iga, ulfah, afron, kirom, mas tamrin, nurul dan subi. Di ujung selatan pulau jawa cerita itu teruai mengikuti alunan goresan tinta yang terus beralun tanpa ada hentinya. Tiga bulan kebersamaan mereka telah membuat ribuan cerita yang membuat si pembaca terkesima. Abe, Teh Eva, Leni dengan peran ceria yang ga pernah ada habisnya membuat sipembaca melebarkan senyumnya. Begitu juga afron dengan peran kocaknya yang sedikit menggila. Iga meskipun sangat periang namun keseriusannya ga bisa diganggu gugat, Ulfah yang sesaat ceria, sesaat galau membuat cerita ini makin bewarna, subi dan nurul menambah cerita ini makin menarik, Kirom dan mas Tamrin meski tidak selalu bersama namun mereka tetap bagian dari ceria ini. Ga lupa peran arvan sang ketua yang memikul beban semua, namun dengan peran semua dia tetap bisa berdiri dengan tegar sampai akhir cerita season pertama. Ga lupa semua keluarga besar MTs N Pundong yang telah manjadi latar semua cerita ini. Yah, itulah kehidupan, ada senang, susah, ada suka, ada duka. ini semua kan jadi kenangan sekaligus pelajaran berharga bagi semua.  Semoga tinta ini tidak akan kering untuk goresan-goresan cerita season berikutnya. 
Sauasana haru, saat sambutan ketua PPL-KKN Kelompok 42 di MTs N Pundong
Foto bersama kepala madrasah, Guru-guru dan karyawan

 berjoget besama siswa MTs N Pundong

Abe memimpin rombongan sepeda gembira siswa-siswi MTs N Pundong
Afron, Ulfah tampil bersama grup hadroh MTs N Pundong

Penampilan Siswi MTs N Pundong ala Girl Band
Penampilan Bintang tanu Ambyar Binangun Menggoyang MTs N Pundong
PPL-KKN Kelompok 42 befoto bersama DPL "Ibu Nisa Syuhda, SS. M.Hum

Iga, Ulfah, Abe, Eva, dan Kirom dari kanan menghabiskan waktu dengan berfoto ria
PPL-KKN Kelompok 42 berfoto bersama keluarga Pak RT Grudo
PPL-KKN Kelompok 42 berfoto bersama Ibu Sulaimah di Rumahnya

Suatu masa yang tak akan pernah tenggelam
Sebuah cerita yang tak tertelan oleh waktu
Sepenggal kenangan yang selalu terukir
Kenangan indah
Aku dan Kamu

Kamis, 20 September 2012

SEMUA TENTANG KITA

Tetap Bersama
MTs Negeri Pundong menjadi saksi bisu, sebuah keluarga yang terbangun karena sebuah tuntutan kampus. Sebuah tuntutan yang menjadikan kita selalu bersama memikul suka dan duka, canda dan tawa. Tiada yang terlewatkan hari-hari ini tanpa kebersamaan. Hari ini menjadi hari yang ke 56, artinya abe (aku), Eva, Arvan, Leni, Iga, Chubi, Afron, Kirom, Ulfah, Nurul, dan Tamrin telah melewati hidup bersama hampir dua bulan. Kegiatan kami memang sangat menguras tenaga, pikiran, bahkan materi. Namun kebersamaan ini bisa menjadi mengobati semua itu. 

 Lagi buat proposal kerjasama, "yang penting usaha dulu".
 Nyuci motor bersama, "cangkunya buat apa chub?"
 berphose ria
 Iga, abe, leni, afron ngeband bareng.
 8 Agustus 2012 eva ulang tahun
 Saat lomba CCA siswa MTs N Pundong
 Masak-masak bareng OSIS
 Sebuah kebersamaan "abe, eva, afron makan bersama"
 berphose bareng pak ngadilan
 makan bersama saat pesantren ramadhan
 arvan, abe, eva dari kanan saat menghadiri syawalan di kediaman kepala sekolah
 eva, nurul, leni lagi benerin papan data administrasi sekolah
 abe, leni, iga, eva, afron makin menggila
 tamanisasi
 eva, dan afron serius bertamanisasi

Senin, 17 September 2012

Goes to Leni's Home and  KETEP PASS  

Mingggu pagi , 16 Sepetember 2012 Abe, Eva, Chubi, Arvan alias Ndut, Ulfah, Nurul, Lina dan Nirwana telah siap berangkat ke rumahnya Leni di Magelang. Kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi kelompok sekaligus menghilangkan rasa pengat setelah satu minggu bekerja demi kesuksesan seluruh program PPL-KKN yang telah direncanakan. Meskipun terik matahari begitu menyengat, namun kita bersembilan sangat menikmati perjalanan. Dua jam berlalu akhirnya sampailah ditempat tujuan (Rumah Leni). Sambutan yang sangat hangat kita terima dari keluarga leni, yang terdiri dari kedua orang tua dan kakaknya beserta istri. Belum lama kita duduk langsung disuguhkan hidangan makanan dengan menu yang istimewa. Usai makan siang kita langsung menjalankan ibadah shalat dzuhur berjamaah di masjid dekat rumah leni. Nah, bis itu kita bareng-bareng mancing di kolam ikan belakang rumahnya leni.

Setelah lelah mancing, kita siap berangkat ke tujuan kedua yaitu ke Ketep Pass, sebuah tempat wisata yang tidak jauh letaknya dari rumahnya leni. Obyek Wisata Ketep Pass kabupaten Magelang merupakan Obyek Wisata Alam Kegunungapian khususnya Gunung Merapi.Obyek Wisata Ketep Pass terletak pada ketingggian 1200 m dpl.Luas area sekitar 8000 m persegi,berjarak 17 km dari Blabak Magelang kearah timur,30 km dari Kota Magelang dan 35 km dari Boyolalai.Dari kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km,dapat melalaui Kopeng dan Desa Kaponan dan 30 km dari Candi Borobudur.Lokasi Obyek mudah dijangkau baik dengan Bus Besar, Mini bus, Sedan atau sejenisnya maupun sepeda motor.

 Eva, Chubi, Abe, dan Leni dari kanan berphose di kolam ikan belakang rumahnya leni.
 Aksi narsis ala abe.
 Berphose dibalik keindahan panorama gunung merapi.
 Lina, Nurul, Nirwana, dan abe dari kanan photo bersama.
 Musium Merapi.
 Rasa bangga, dengan kebersamaan yang ga pernah pudar.
Masih berphose.

 Masih dalam kecerian